7 Bahaya Obesitas, Bisa Picu Kematian — BIMC Hospital Bali

7 Bahaya Obesitas, Bisa Picu Kematian

Posted on : February 7, 2022

7 Bahaya Obesitas, Bisa Picu Kematian  — Obesitas bukan hanya sekedar masalah penampilan, melainkan masalah kesehatan yang serius dan jika tidak ditangani dapat berlanjut menimbulkan penyakit komplikasi yang menyebabkan kematian. Melansir dari Riset Kesehatan Dasar melalui CNN, jumlah penderita obesitas di tanah air selalu mengalami peningkatan. Pada 2018 sebanyak 21,8 persen masyarakat mengalami obesitas.

Selain genetik, pengaruh lingkungan, makanan, dan obat-obatan turut menjadi faktor pendukung yang menyebabkan masalah kelebihan berat badan.

Pengertian Obesitas

Penderita obesitas ditandai dengan Indeks Massa Tubuh di atas normal. Batas normal indeks massa tubuh sendiri, berada antara 18,5-25. Sedangkan, orang dengan IMT di atas 25-30 ke atas, dikatakan overweight dan obesitas.

Obesitas umumnya terjadi pada seseorang yang gemar mengkonsumsi makanan secara berlebihan namun tidak diimbangi dengan pembakaran lemak dari kegiatan fisik, sehingga lemak hasil proses makan tertimbun secara berlebihan.

Ciri paling terlihat pada orang obesitas tentu saja adalah kegemukan, namun pada kasus kronis biasanya akan diiringi dengan tanda lainnya yaitu:

  1. Sering mengalami sesak napas
  2. Muncul guratan di betis
  3. Mengalami gangguan menstruasi untuk perempuan
  4. Perubahan mood ekstrem
  5. Sakit punggung dan lutut

Bahaya Obesitas bagi Kesehatan Jangka Panjang

Tubuh dengan lemak berlebih, berpotensi mengundang sejumlah penyakit yang dapat berkembang menjadi komplikasi yang membahayakan kesehatan, diantaranya :

1. Penyakit Jantung dan pembuluh darah

Masalah berat badan erat kaitannya dengan risiko terkena penyakit jantung. Hal ini karena indeks massa tubuh yang bertambah juga memengaruhi kadar tekanan darah. Melansir dari Harvard School of Public Health, orang dengan obesitas berpotensi lebih tinggi terkena serangan jantung dan penyakit arteri koroner.

2. Stroke

Termasuk ke dalam penyakit kardiovaskular, stroke berisiko lebih tinggi dialami oleh penderita obesitas.

Pada studi kohort yang dilakukan dengan 2,3 juta peserta melansir dari situs Harvard, terlihat korelasi antara kegemukan dengan potensi stroke. Kalangan yang memiliki BMI tinggi, memiliki peluang hingga 64 persen. (ini penelitian siapa dan tahun berapa dimana, sebutkan detailnya jika menulis hasil studi)

3. Tekanan Darah Tinggi

Tekanan darah akan meningkat, jika Anda memiliki berat badan berlebih. Berdasarkan Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2017, orang obesitas meningkatkan peluang hipertensi derajat 1 mencapai 1,161 kali.

Angka ini didapat melalui analisis regresi cox dengan 206 koresponden yang terlibat.
Hipertensi derajat 1 bisa memicu kerusakan organ, sehingga penderitanya membutuhkan penanganan medis segera.

4. Sleep Apnea

Penumpukkan lemak di tubuh bagian atas terutama leher memicu terjadinya sleep apnea atau gangguan pernapasan. Penderita sleep apnea dapat berhenti bernapas secara mendadak ketika tertidur.

5. Diabetes

Berat badan berpengaruh pada risiko diabetes, yang ditandai dengan naiknya kadar gula dalam darah akibat adanya kelebihan asupan kalori. Perempuan dan laki-laki dengan BMI di atas normal, menyumbang peningkatan angka penderita diabetes tingkat 2. Orang yang terkena diabetes terjadi karena resistensi insulin dalam tubuh. Apabila kadar gula darah yang tinggi tidak dikendalikan maka diabetes dapat berkembang menjadi komplikasi penyakit.

6. Gagal Ginjal

Satu tak kalah berbahaya mengintai orang obesitas adalah gagal ginjal. Organ penyaring racun dalam tubuh itu, harus bekerja ekstra mengeluarkan sisa zat hasil pencernaan akibat dari kondisi badan yang obesitas. Kegagalan fungsi ginjal juga disebabkan akibat komplikasi hipertensi dan diabetes.

7. Kanker

Fakta mengejutkan, ternyata obesitas bisa memicu 13 jenis kanker. Hal ini karena kegemukkan memengaruhi perubahan pada tubuh dan pola hidup. Diantara banyaknya jenis, orang obesitas berisiko terkena kanker payudara, rahim, kantong empedu, ginjal, dan hati.

Dampak Negatif Obesitas pada Kualitas Hidup

Di samping penyakit berbahaya, obesitas turut berdampak pada penurunan kualitas hidup seseorang. Misalnya, orang kegemukan cenderung mudah lelah dan malas bergerak. Sehingga, mengganggu produktivitas saat bekerja. Alhasil, pekerjaan tidak dapat selesai dengan cepat bahkan tertunda.

1. Gangguan Infertilitas

Bahaya obesitas pada perempuan paling mengkhawatirkan adalah gangguan infertilitas. Kesuburan erat kaitannya dengan berat badan. Dampak dari kegemukan yaitu siklus menstruasi jadi tidak teratur dan menyebabkan perempuan tidak mengalami ovulasi.

2. Psikologis terganggu

Isu kesehatan mental kini mulai ramai digaungkan. Tujuannya untuk membuka kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga mental health.Dampak negatif obesitas bisa menyerang psikis seperti tidak percaya diri, sering diacuhkan dan mendapat perundungan karena memiliki tubuh oversize. Akibat jangka panjang, bisa memicu depresi hingga menyebabkan kehilangan nyawa.

Waspadai Risiko Obesitas pada Anak-Anak

Bahaya obesitas menurut Kementerian Kesehatan alias Kemenkes pada anak harus diwaspadai. Anggapan balita gemuk itu sehat, dapat menjadi boomerang bagi orang tua ketika si kecil beranjak usia anak-anak.

Balita dengan tubuh gemuk tidak selalu sehat, justru bisa jadi penanda adanya indikasi terkena obesitas atau tidak. Seberapa buruk bayi memiliki berat badan berlebih?

1. Pertumbuhan Terganggu

Bahaya obesitas pada anak paling pertama adalah pertumbuhan terganggu. Massa otot dan tulang bisa menurun karena disebabkan oleh kegemukan. Parahnya, berisiko menyebabkan patah dan kesulitan bergerak.

Sebagaimana kita tahu, di usia kanak-kanak si kecil perlu aktif bergerak untuk menstimulasi perkembangannya. Apabila kegemukkan maka pergerakan bisa terhambat.

2. Masalah Kardiovaskular

Risiko terkena serangan jantung dan stroke, dapat dikembangkan jika anak kegemukan. Apabila berat badan dibiarkan begitu saja, bisa picu penyakit berbahaya bahkan kematian.

3. Prestasi Akademik Menurun

Terakhir bahaya obesitas pada remaja yaitu menurunkan prestasi akademik. Anak murid dengan kegemukkan menunjukkan prestasi lebih rendah ketimbang yang memiliki IMT normal. Parahnya, efek jangka panjang dari obesitas berpotensi terkena alzheimer dan demensia.

Apa Bahaya Obesitas pada Ibu Hamil

Efek dari obesitas sangat berbahaya bagi ibu hamil dan janin. Oleh karena itu, calon ibu sering disarankan untuk menjaga berat badan tetap stabil. Tujuannya selain untuk memudahkan mobilitas juga berdampak pada kesehatan bayi di perut. Sebaliknya, apabila ibu memiliki berat badan berlebihan, maka risiko seperti ini yang akan ditanggung.

1. Preeklamsia

Preeklamsia rentan dialami ibu saat masa kehamilan. Pada perempuan dengan obesitas, risiko terkena jauh lebih tinggi. Preeklamsia biasa ditandai dengan adanya peningkatan tekanan darah dan protein dalam urin. Apabila dibiarkan maka nyawa ibu dan janin bisa terancam.

2. Kelahiran Prematur dan Kematian Bayi

Perempuan dengan masalah berat badan berlebih, dapat melahirkan bayi prematur. Risiko berbahaya lainnya bayi bisa mengalami kecacatan dan kematian di dalam perut saat persalinan. Sehingga, obesitas perlu diperhatikan dan ditangani sejak dini.

Itulah bahaya obesitas pada anak, dewasa, hingga ibu hamil. Tingginya risiko terkena penyakit berbahaya makin meningkatkan kesadaran kita untuk menjaga berat tubuh tetap proporsional.

7 Bahaya Obesitas, Bisa Picu Kematian — Obesitas bukan hanya sekedar masalah penampilan, melainkan masalah kesehatan yang serius dan jika tidak ditangani dapat berlanjut menimbulkan penyakit komplikasi yang menyebabkan kematian. 

Relate Article