Oleh : dr I Wayan Wahyu Sutrisna, Sp B FICS
Jangan Sepelekan Lipoma — Lipoma adalah benjolan lemak yang tumbuh secara lambat di antara kulit dan lapisan otot. Lipoma masuk ke dalam kategori tumor jinak yang sebagian besar terdiri dari sel sel lemak.
Lipoma umumnya terletak di jaringan subkutan meskipun mungkin juga terletak di area yang lebih dalam. Tumor jaringan lunak seperti itu berpotensi berkembang tanpa mengenal batasan usia, beberapa individu bahkan dilahirkan dengan lipoma.
Lipoma dapat timbul di bagian tubuh mana pun di mana terdapat jaringan adiposa atau sel-sel lemak. Lipoma juga cenderung muncul di organ-organ, seperti kerongkongan, lambung, dan usus. Beberapa sumber menunjukkan bahwa cedera atau trauma dapat menyebabkan kondisi ini berkembang di tempat tertentu. Namun penyebab utama munculnya lipoma masih belum diketahui.
Lipoma lebih sering dialami oleh orang yang berusia 40-60 tahun atau paruh baya, dan lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita. Sebagian pasien bisa memiliki lebih dari satu lipoma di tubuhnya. Lipoma tidak memerlukan perawatan khusus karena tidak berbahaya dan tidak bersifat ganas. Akan tetapi, operasi pengangkatan lipoma bisa dilakukan jika lipoma tumbuh besar dan mulai menimbulkan rasa sakit.
Gejala Lipoma
Umumnya benjolan muncul di area punggung, paha, leher, lengan, perut, atau bahu dengan ciri ciri sebagai berikut:
- Benjolan berdiameter 1-3 cm, bisa muncul lebih dari satu, namun tidak menyebabkan peradangan pada kulit. Kebanyakan warna benjolan cenderung sama dengan warna kulit di sekitarnya.
- Lipoma umumnya tidak terasa sakit saat ditekan, namun bisa bergerak atau bergeser jika disentuh karena bentuknya yang lunak
- Jika Lipoma tumbuh semakin besar, maka penambahan jaringan pembuluh darah akan menekan saraf di sekitarnya, sehingga dapat menimbulkan rasa nyeri.
- Lipoma cenderung tumbuh dengan sangat lambat (tumor jinak) dan jarang berkembang menjadi ganas (kanker).
Kapan Harus ke Dokter
Benjolan di permukaan tubuh belum tentu lipoma, bisa saja kista atau bahkan tumor ganas (kanker) yang dapat berakibat fatal bila tidak segera ditangani.
Anda disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter bila menemukan benjolan di area tubuh mana pun dan apa pun karakteristiknya, baik yang berukuran kecil atau besar, lunak atau keras, dapat digerakkan atau tidak, serta terasa sakit atau tidak.
Diagnosis Lipoma
Lipoma bisa diketahui melalui pemeriksaan fisik oleh dokter dengan melihat dan merasakan karakteristik dari benjolan. Biasanya pemeriksaan lanjutan tidak diperlukan. Namun untuk memastikan penyebab benjolan adalah sebuah lipoma, dokter dapat melakukan pemeriksaan penunjang seperti USG, CT scan, MRI dan atau biopsy.
Penanganan Lipoma
Lipoma sering kali tidak memerlukan penanganan khusus, karena tidak berbahaya. Namun, ada beberapa langkah penanganan yang dapat dilakukan jika lipoma menimbulkan rasa nyeri yang mengganggu dan ukurannya terus berkembang menjadi lebih besar yang bersifat kanker. Beberapa tindakan medis yang bisa dilakukan, antara lain :
- Operasi Pengangkatan Lipoma
Metode ini dilakukan dengan membuat sayatan kecil pada kulit pada area munculnya tumor. Jika tumor jinak jaringan lemak ini muncul di dalam organ tubuh, operasi akan dilakukan dengan menggunakan anestesi umum. Operasi ini biasanya dilakukan pada kasus lipoma yang sudah membesar. Setelah dilakukan operasi pengangkatan tumor jinak jaringan lemak, maka peluang munculnya tumor untuk yang kedua kalinya sangat kecil. - Liposuction atau Sedot Lemak
Metode yang satu ini dilakukan untuk mengatasi tumor jinak jaringan lemak dengan ukuran yang lebih kecil dan lebih lunak. Sedot lemak sendiri merupakan salah satu bentuk operasi yang dilakukan guna menghilangkan lemak pada tubuh yang tidak diinginkan. Biasanya, pengidap akan melakukan sedot lemak jika diet dan olahraga tidak juga ampuh untuk menghilangkan lemak ini. Hal ini merupakan salah satu bentuk estetik kosmetik atau kecantikan. - Suntikan Steroid
Metode yang satu ini dilakukan dengan menyuntik steroid pada daerah yang berlemak, tetapi lemak tidak dapat dihilangkan secara keseluruhan. Suntik ini biasanya dilakukan untuk membentuk otot secara instan dan mempercepat kesembuhan, jika sedang mengalami penyakit tertentu. Biasanya, suntikan ini dilakukan oleh para atlet guna meningkatkan kemampuan fisik.
Tentang dr. I Wayan Wahyu Sutrisna, M.Biomed, Sp.B, FICS
Dr. Wahyu memperoleh gelar profesi dokter pada tahun 2005 dan Dokter Spesialis Bedah Umum pada tahun 2016 di FK Universitas Udayana, Bali. Tahun 2012, dr. Wahyu mengikuti Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan Ultrasonografi pada Trauma Abdomen & Trauma Toraks sehingga beliau kompeten untuk mengoperasikan alat USG dan menegakkan diagnosa Hemoperitoneum dan Hemotoraks.
Pada tahun 2018, dr. Wahyu memperoleh gelar FICS karena keikutsertaannya dalam Fellowship International College of Surgeons Indonesia Section pada spesialisasi Bedah Umum.
Untuk menunjang kompetensinya, dr. Wahyu aktif dalam mengikuti berbagai workshop, beberapa diantaranya: Workshop on Upper & Lower GI Endoscopy BITDEC – Bali pada tahun 2015, Hand on Workshop Stapled Hemorrhoidopexy sekaligus Symposium and Hands on Workshop Hernia Update : Open and Laparoscopic Inguinal and Incisional Hernia Repair di RSU Prof. Dr. WZ Johannes, Kupang, NTT pada tahun 2018, dan Workshop Bedah Laparoskopik Dasar Lanjutan “Suturing & Knotting” ke 40 yang diselenggarakan di RS Gading Pluit & Fakultas Kedokteran Hewan IPB Bogor pada tahun 2019. Jangan Sepelekan Lipoma