Laparoskopi Ginekologi - Definisi, Prosedur, dan Kasus Penanganan — BIMC Hospital Bali

Laparoskopi Ginekologi – Definisi, Prosedur, dan Kasus Penanganan

Posted on : May 16, 2022

Laparoskopi Ginekologi

Laparoskopi Ginekologi – Definisi, Prosedur, dan Kasus Penanganan — Laparoskopi ginekologi merupakan prosedur less invasif untuk mendiagnosis maupun menangani penyakit di organ reproduksi. Dokter spesialis tidak perlu melakukan pembedahan besar untuk memeriksa tubuh pasien bagian dalam. Teknik pembedahan ini hanya dilakukan dengan sayatan kecil sebagai jalan masuk alat bernama laparoskop yang nantinya akan memberikan visualisasi organ dalam yang bermasalah. Selain dari sisi medis, teknik bedah dengan laparoskopi juga memberikan keuntungan bagi pasien yaitu proses pemulihan yang cepat dan minim nyeri. Cari tahu lebih dalam tentang prosedur laparoskopi ginekologi sebelum menjalaninya di sini. 

Apa itu laparoskopi ginekologi ?

Laparoskopi ginekologi adalah inovasi teknologi di bidang kesehatan yang memungkinkan dokter dan spesialis, memeriksa organ dalam tanpa melakukan pembedahan besar. Pembedahan ini dilakukan untuk memeriksa maupun menangani penyakit, berkaitan dengan organ reproduksi dan kandungan perempuan. Indikasi penyakit yang membutuhkan pembedahan dengan laparoskopi adalah nyeri dan infeksi panggul serta gangguan kesuburan. Tindakan operasi melalui gynecologist laparoscopy menggunakan alat menyerupai tabung panjang dan tipis, dilengkapi dengan lampu yang terhubung dengan kamera. Nantinya tampilan organ reproduksi bagian dalam akan muncul di monitor ruang operasi. Alhasil, dokter dapat mengetahui bagian yang bermasalah. Sayatan minim biasanya dibuat di sekitar pusar untuk memasukkan instrumen alat tersebut. 

Kapan pemeriksaan laparoskopi ginekologi dijalankan

Sebelum gynecologist laparoscopy populer di kalangan medis, dokter melakukan operasi besar untuk memastikan kondisi organ yang bermasalah. Namun, seiring perkembangan laparoskopi jadi pilihan untuk memeriksa keadaan organ reproduksi sebelum tindakan medis lainnya dilakukan. Adapun pemeriksaan yang umum dilakukan dengan metode gynecologist laparoscopy sebagai berikut. 

1. Endometriosis

Endometriosis adalah kelainan jaringan mirip dengan lapisan endometrium yang muncul di luar rongga rahim. Selain melalui USG, pemeriksaan dengan laparoskopi juga dilakukan untuk mengetahui lebih jelas ukuran dan posisi jaringan tersebut.

2. Kehamilan ektopik

Ectopic pregnancy adalah kondisi di mana sel telur yang telah dibuahi menempel di tuba fallopi, rongga perut, dan leher rahim. Akibatnya, sel telur tidak dapat berkembang dengan baik dan menyebabkan gejala seperti perdarahan. 

USG transvaginal dan laparoskopi ginekologi merupakan cara yang dilakukan untuk menentukan diagnosis dan tindakan medis yang akan dilakukan selanjutnya. 

3. Kanker dan kista ovarium

Munculnya benjolan berupa kantung cairan maupun sel kanker di ovarium dapat mengganggu proses pembuahan. Pada kasus perempuan terkena kista indung telur, tidak ada gejala yang muncul hingga kondisi memburuk. Sejumlah tes dan pemeriksaan dengan bantuan laparoskop dijalankan untuk mengetahui seberapa parah kondisi tersebut. Penyakit lain yang memerlukan pemeriksaan dengan alat laparoskop adalah fibroid rahim, abses panggul, jaringan parut, radang panggul, dan kanker serviks. 

Kondisi yang ditangani dengan metode laparoskopi ginekologi

Alat laparoskopi bukan hanya untuk mendiagnosis penyakit saja, tetapi juga digunakan untuk mengatasi kondisi organ reproduksi yang bermasalah. Diantaranya 

  • histerektomi,
  • pengangkatan kista dan kanker ovarium,
  • menghilangkan adhesi, 
  • ligasi tuba, 
  • mengatasi masalah di endometrium, dan 
  • mengangkat fibroid. 

Tindakan laparoskopi ginekologi di BIMC Nusa Dua juga dilakukan untuk kasus sterilisasi, miomektomi, dan mengangkat sel telur. 

Prosedur dan persiapan laparoskopi ginekologi

Prosedur laparoskopi diawali dengan menjalani serangkaian tes dan pemberian anestesi untuk pasien. Jadi, Anda tak akan sadar selama proses berlangsung. Selanjutnya, kateter akan dimasukkan untuk menampung urin lalu gas karbon dioksida dimasukkan melalui jarum berukuran mini. Fungsi gas di sini untuk memberikan ruang lebih luas, agar laparoskop bisa masuk dan menjangkau bagian perut dalam. Sayatan dibuat di dekat pusar yang kemudian menjadi jalan masuk laparoskop untuk menangkap gambar dan menampilkannya di monitor. Setelah diagnosis dan pengangkatan dilakukan oleh spesialis obgyn, bekas sayatan akan dijahit kembali dan tinggal menunggu proses pemulihan. 

Kelebihan teknik laparoskopi ginekologi 

Perkembangan teknologi medis sangat membantu dokter melakukan operasi dengan waktu dan teknik bedah yang minim. Di samping itu, pasien turut merasakan manfaatnya dari metode pengangkatan dengan laparoskop. 

1. Risiko komplikasi lebih kecil

Keunggulan dari pengangkatan kista dengan laparoskopi adalah minimnya risiko komplikasi. Penanganan yang dilakukan oleh spesialis obgyn berpengalaman dan teknologi mumpuni, makin memperkecil efek samping pasca bedah. 

2. Waktu pemulihan lebih cepat

Minimnya efek samping pasca pembedahan juga berpengaruh ke waktu pemulihan. Sayatan dan bekas luka yang minim mempercepat kesembuhan sehingga Anda bisa beraktivitas seperti semula secepatnya. Waktu pemulihan ditaksir hanya memerlukan 2-3 minggu saja. 

3. Mempersingkat waktu rawat inap

Salah satu kekurangan dari pembedahan besar adalah lamanya waktu rawat inap. Padahal tak semua orang memiliki waktu libur yang panjang. 

Melalui tindakan laparoskopi ginekologi, Anda tak perlu menginap terlalu lama di rumah sakit. Pasien dapat menginap maksimal 2 hari saja. 

4. Minim rasa sakit

Tindakan medis dengan metode ini mengklaim hanya melakukan sayatan yang minim. Sehingga, pasien tidak merasakan nyeri dan mendapatkan luka operasi yang besar. Selain itu, berkurangnya infeksi karena organ dalam tak banyak paparan dari luar. 

5. Bekas luka tidak begitu banyak

Manfaat terakhir yang dirasakan pasien adalah bekas luka yang didapat tidak terlalu besar sehingga tidak mengakibatkan ketidaknyamanan dan kurangnya rasa percaya diri. 

Pemulihan pasca operasi laparoskopi ginekologi

Waktu pemulihan setelah operasi adalah 2-3 minggu. Pasien dapat pulang di hari yang sama atau menginap lebih dulu selama 2 hari di rumah sakit. Anda baru dapat beraktivitas di hari kedua, tetapi beberapa kegiatan sebaiknya dihindari untuk mencegah jahitan lepas atau perdarahan. Termasuk mengangkat beban berat, olahraga ekstrim, dan kegiatan yang berisiko menyebabkan perdarahan. Dokter kemungkinan akan memberikan obat pereda nyeri untuk mempercepat proses pemulihan. 

Komplikasi tindakan laparoskopi ginekologi

Meskipun diklaim minim komplikasi, tetapi Anda wajib tahu risiko yang mungkin terjadi setelah laparoskopi ginekologi dilakukan, yaitu 

  • infeksi,
  • nyeri di bagian panggul,
  • perdarahan,
  • gangguan buang air kecil, dan 
  • alergi. 

Namun, risiko di atas dapat diminimalkan apabila Anda memilih rumah sakit yang memiliki spesialis obgyn berpengalaman dengan teknologi mumpuni. 

Rumah sakit dengan laparoskopi ginekologi terbaik

Salah satu rumah sakit dengan teknologi laparoskopi ginekologi terbaik di Indonesia adalah BIMC Nusa Dua. Rumah sakit bertaraf internasional ini telah melayani lebih dari puluhan pasien domestik maupun luar domestik dengan hasil memuaskan. Penanganan laparoskopi di BIMC dilakukan oleh spesialis obgyn drAnak Agung Gede Adi Parathama, Sp.OG. Seorang dokter spesialis obstetri dan ginekologi yang telah menempuh pendidikan formal kedokteran dan pelatihan yaitu Basic Surgical Skill Laparoscopy serta Basic Surgical Skill Gynecologist. Fasilitas penunjang cukup lengkap mulai dari kamar rawat inap, apotek, dan laboratorium. Lingkungan yang nyaman dan ramah membantu proses pemulihan lebih cepat. Sekalian menjalani pengobatan Anda dapat menikmati suasana dan pesona Bali yang memukau. Kunjungi situs BIMC Nusa Dua untuk konsultasi dan dapatkan informasi terbaru. Prosedur laparoskopi ginekologi adalah alternatif pengobatan dengan meminimalkan nyeri dan bekas sayatan sehingga pasien tetap nyaman saat operasi maupun pasca tindakan. 

Relate Article