Oleh dr. I Gusti Agung Bagus Krisna Jayantika, Sp. JP FIHA
Mengenal Gejala dan Pencegahan Lebih Dini — Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Penyakit jantung koroner (PJK) disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah arteri koroner akibat plak yang menumpuk di bagian dalam dinding pembuluh darah koroner, sehingga menghambat kinerja pembuluh darah sebagai pemasok oksigen dan nutrisi ke dalam otot jantung. Kondisi ini bisa menyebabkan kematian mendadak, gangguan irama jantung, ataupun gagal jantung.
Dengan penanganan yang tepat, kematian akibat penyakit kardiovaskular ini bisa dihindari. Bahkan, sejak dini penyakit jantung koroner sudah bisa dicegah dengan menghindari faktor risiko terkena penyakit tersebut.
Gejala Penyakit Jantung Koroner
Gejala jantung koroner umumnya termasuk gejala yang ringan, sehingga sering diabaikan dan disalahartikan oleh penderita sebagai sakit di hulu hati atau maag biasa. Tak ada yang pernah tahu kapan penyakit jantung akan datang, namun anda perlu waspada ketika gejala berikut terlihat :
- Nyeri pada bagian dada
Biasanya terjadi pada dada bagian kiri, dan bahkan cenderung memburuk hingga muncul kejang atau kram karena kurangnya asupan oksigen kedalam otot. - Mual dan penurunan nafsu makan
Sering kali penderita merasa kembung atau masuk angin, padahal ini merupakan gejala bagian pembuluh darah yang menuju kedepan dan kebawah mengalami sumbatan. - Sering pusing
Pusing terjadi karena kemampuan jantung untuk memompa darah berkurang, sehingga mempengaruhi sirkulasi darah dalam tubuh. Kurangnya pasokan darah akan membuat seseorang merasa pusing atau bahkan pingsan. - Keringat Berlebih
Biasanya keringat yang dimaksud bisa keringat dingin ataupun keringat panas yang muncul bahkan walaupun saat penderita tidak melakukan aktifitas apapun. - Detak jantung
yang lebih cepat dari biasanya Kurangnya pasokan darah yang kaya oksigen ke jantung akan memaksa jantung bekerja lebih keras. Kecepatan memompa jantung akan bertambah, sehingga detak jantung terasa lebih cepat dari biasanya. - Sesak nafas
Kurangnya pasokan oksigen di jantung menstimulasi tubuh untuk menarik nafas lebih cepat dan lebih panjang dari biasanya. Sehingga orang yang menderita jantung koroner seringkali mengalami sesak nafas.
Faktor-faktor risiko Penyakit Jantung.
Mencegah lebih baik daripada mengobati, sama halnya dengan penyakit jantung setiap orang dapat mencegah terjaidnya penyakit Jantung koroner dnegan memperhatikan beberapa factor resiko pencetusnya, sbb :
- Hipertensi Kondisi peningkatan tekanan darah yang dapat berlanjut mmeburuk sehingga mencetuskan serangan stroke (pada otak) dan serangan jantung koroner (pada pembuluh darah).
- Kolestero Tinggi Kolesterol sebenarnya dibutuhkan juga dalam tubuh namun jika berlebihan maka akan berakibat buruk tertimbun sebagai plak dalam pembuluh darah.
- Kebiasaan Merokok Berdasarkan survey di seluruh dunia, tembakau (rokok) berperan Utama dalam timbulnya penyakit jantung koroner dan 22% diantaranya berakhir pada kematian.
- Diabetes Melitus atau Kencing Manis Peningkatan kadar gula darah akibat kekurangan ataupun resistensi insulin dapat menyebabkan penyumbatan arteri koroner sehingga menghalangi aliran darah ke jantung.
- Kelainan Gambaran Jantung
- Gaya Hidup Gaya hidup yang acuh tak acuh terhadap faktor risiko dapat memicu timbulnya berbagai penyakit termasuk degeneratif. Mulailah gaya hidup sehat sedini mungkin, seperti makan makanan sehat, olahraga secara teratur, dan bebaskan diri dari stress.
- Fraksi Lemak Komponen fraksi lemak termasuk Trigliserida, kolesterol Total, HDL, LDL melebihi standar normal yang sudah ditetapkan berisiko mencetuskan penyakit jantung koroner.
Pemeriksaan dan Penanganan Penyakit Jantung Koroner
Jika anda merasakan gejala jantung koroner diatas, tak ada salahnya jika anda mengunjungi dokter terdekat. Jika gejala jangtung koroner yang anda rasakan diatas dibarengi dengan tekanan darah tinggi maka biasanya dokter akan merekomendasika pemeriksaan berikut :
- Treadmill Test Saat Medical Chek-up
Melalui treadmill test bisa dideteksi dini apakah seseorang mengidap jantung koroner. Tingkat keberhasilan treadmill test untuk mendeteksi penyakit jantung, bisa mencapai 78 persen, namun hanya bisa dilakukan pada saat kondisi pasien sehat. - Echocardiogram/ USG Jantung
Echocardiogram merupakan alat perekam irama jantung yang cara kerjanya mirip dengan USG. Berfungsi untuk mengetahui bilik jantung berada dalam kondisi normal, atau mencari kelainan pada katup jantung, lubang antar ruang jantung kiri dan kanan, serta ketebalan otot jantung. - Elektrokardiogram (ECG/EKG)
EKG adalah sebuah pembacaan dari aktivitas listrik jantung yang dicatat oleh elektroda yang ditempatkan pada dada. EKG digunakan untuk mempelajari irama jantung yang tidak teratur, serangan jantung dan masalah lainnya. - CT Scan jantung
Untuk pemeriksaan tingkat lanjutan, biasanya dokter atau spesialis akan merekomendasikan pasien untuk melakukan Computed tomography (CT) scan, sehingga diagnose menjadi lebih specific dengan adanya hasil gambaran rinci bagian jantung.
Tentang dr. I Gusti Agung Bagus Krisna Jayantika, Sp. JP FIHA
dr. Krisna is a cardiologist, specializing in the diagnosis and treatment of patients with advanced heart failure, with a special interest in hypertrophic cardiomyopathy. dr Krisna completed his medical degree in Udayana University in 2003, followed by his residencies in clinic and hospital in Denpasar as Head of ER department. He then continued to pursue his combined degree becoming cardiologist in 2016, in Udayana University.
Currently, he is also an active member of PERKI Indonesian Heart Association Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) as well as the instructor of National Basic Life Support (BCLS) and Advanced Cardic Life Support (ACLS). dr Krisna also joined many workshops and symposiums held by the Indonesian Acute Cardiovascular-care (INA-ACC) in Jakarta since 2015.